Pengecualian dalam Bahasa Arab (Istisna')


(Mustatsna)
المستثنى

Mustatsna adalah isim yang disebutkan setelah adatul istitsna (kata yang digunakan untuk mengungkapkan makna pengecualian seperti إلا) untuk memberikan makna pengecualian bagi kata yang disebutkan sebelum adatul istisna’. Kata yang terletak sebelum adatul istitsna dikenal dengan istilah mustatsna minhu اَلْمُسْتَثْنَى مِنْهُ.


Berikut penjelasan Istilah dalam pembahasan Istisna’ ;
مُستَثْنَى : kata yang disebutkan setelah adatul istisna (orang atau benda yang menjadi pengecualian)
أداة الاستثناء : kata yang menunjukkan makna pengecualian seperti إلا yang artinya kecuali.
مستثنى منه  : Isim yang terletak sebelum adatul istisna (kata yang menunjukkan kumpulan jumlah orang atau benda yang dijadikan sebagai sumber pengecualian)
Contoh:
تَعَلَّمَ الطُّلاَّبُ إِلاَّ مُبَارَكًا(Para siswa belajar kecuali mubarok)

مُبَارَكً = Mustatsna

إِلاَّ = Alat pengecualian / Adat istitsna

اَلطُّلاَّبُ = Mustatsna minhu

حَضَرَ الرِّجَالُ إِلاَّ صَائِمًا (Para lelaki itu telah hadir kecuali Shoim)

صَائِمًا = Mustatsna

إِلاَّ = Alat pengecualian

اَلرِّجَالُ = Mustatsna minhu


Cara Membaca Mustasna (Hukum membaca Mustasna)
1.      Wajib dibaca manshub apabila kalimatnya berupa kalimat positif  dan merupakan kalimat lengkap (menyebutkan mustasna minhu)
Contoh;
قَرَأْتُ الصُّحُفَ إِلًا صَفْحَةً وَاحِدَةً
Saya membaca lembaran-lembaran kecuali satu lembar.
Kata صفحة merupakan mustasna dari kata الصُّحُفَ yang merupakan jamak dari kata صفحة . Kata صفحة dibaca manshub dengan tanda fathah karena kalimat tersebut merupakan kalimat lengkap serta positif.

2.      Boleh dibaca manshub atau dibaca sesuai dengan mustasna minhu dengan kedudukan sebagai badal dalam I’rab ketika kalimatnya lengkap dan negatif.
Contoh;
مَا ذَهَبَ الطُّلابُ إِلَّا حَسَنًا / مَا ذَهَبَ الطُّلَابُ إِلَّا حَسَنٌ
Para siswa itu tidak pergi kecuali hasan.
Kalimat di atas merupakan kalimat lengkap dan negatif. Maka mustasna bisa dibaca mansub dan dibaca marfu’. Dibaca mansub karena menjadi mustasna dan dibaca marfu’ karena menjadi badal.

3.      Dibaca sesuai dengan kedudukannya dalam kalimat apabila kalimat tersebut negatif dan kalimat tidak lengkap (tidak menyebutkan mustasna minhu)
Contoh;
مَا حَضَرَ إِلَّا حَسَنٌ

Tidak ada yang datang kecuali hasan.

مَا رَاَيْتُ إِلَّا حَسَنًا
Tidak ada yang saya lihat kecuali hasan.

Dua kalimat tersebut merupakan kalimat tidak lengkap karena tidak menyebutkan mustasna minhu dan juga merupakan kalimat negatif. Maka cara membaca mustasna adalah sesuai dengan kedudukannya dalam kalimat tersebut. Yang pertama dibaca marfu’ selaku sebagai fa’il. Sedangkan mustasna yang kedua dibaca mansub karena kedudukannya sebagai maf’ul.

Adapun adatul istisna berikut;
أَدَاةُ الاِسْتِثْنَاء (Adatul istitsna) ada enam, yaitu:

إِلاَّ, غَيْرُ, سِوَى, خَلاَ, عَدَا, حَاشَا

No comments:

Post a Comment

Kata Sifat dalam bahasa Arab (نعت ومنعوت)

Kata sifat dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah “ na’at ”. Sedangkan “ man’ut ” adalah kata benda yang mendahului “ na’at ” (kata si...

Popular Posts